ML Dengan Wanita Paruh Baya

ini merupakan pengalaman pertamaku bermain cinta dengan wanita selain istri yaitu ng- entot wanita paruh baya, peristiwa itu sendiri terjadi kira-kira 3 bulan yang lalu disuatu daerah di Jawa Tengah, diawali dari adanya tugas kantor yang mengharuskan aku untuk melakukan suatu training untuk beberapa cabang di daerah. Saat itu menginap di hotel kota S dan kadang tidur dikantor/unit yang ada di desa.
Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar…begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya…..
Karena merasa bersalah maka saya memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Mirna dengan usia kira2 41 tahun dan setelah menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok ke kiri, saya berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah.
Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Mirna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Mirna setelah menjelaskan maksud kedatangan saya, terjadilah obrolan yang semakin akrab.
Setelah dipanggil keluarlah ibu Mirna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja saya memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.
Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa saya untuk ikut makan malam, stelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan saya dipersilakan untuk berbincang dengan ibu. Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga.
Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Mirna, dan akhirnya ibu Mirna bertanya, “Dik Amar matanya ngeliat apasih?” sambil malu saya berkata jujur bahwa saya kagum akan kecantikannya. “Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti bayak yang cantik?” kata bu Mirna.
“Iya sih bu…tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya…….?” Saya berhenti berkomentar. “Khususnya apa dik?” desaknya. “Maaf bu…itu tetek ibu besar dan masih kencang?” Ibu Mirna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya…..dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno.
“Oh ya dik Amar punya anak berapa dan istri usia berapa?” tanya bu Mirna. “Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun saya sendiri 29 tahun?” jawab saya. “Wah sedang panas-panasnya dong?” lanjutnya. “Panas apanya bu?” saya berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena saya merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.
“Ah dik Amar berlagak nggak tau…..?” kata bu Mirna sambil tersipu. “Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot?” pancing saya terus. Tapi ibu Mirna malah kelihatan sedih….sehingga saya bertanya, “kok jadi kelihatan sedih bu?”.

Akhirnya bu Mirna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal. “Maaf bu…..padahal menurut saya orang seusia ibu pasti sedang puber kedua?” “Yah memang begitu dik…..tapi harus ibu tahan?” “Gimana caranya?” lanjut saya “Ya dengan mencari kesibukan di ladang…..sehingga malamnya capek terus tertidur?” Lanjutnya.
“Wah kalo saya bisa pusing….karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istri saya juga udah gak tahan ????” kata saya sambil bergeser duduk mendekat. “Dik Amar sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain?” katanya. “Dik Amar kok gak dengerin sih….” kata bu Mirna sambil menepuk paha saya.
Tangan bu Mirna saya pegang…sambil berkata, “abis ada pemandangan yang lebih bagus”, sambil mata terus memandang ke belahan dadanya. “Ah nakal dik Amar ini?” kata bu Mirna. Akan tetapi tangannya tatap saya pegang sambil saya remas, karena diam saja berarti kesempatan nih. Terus tangan saya beralih kepahanya…. “jangan dik?” kata bu Mirna tanpa berusaha menolak.
Dan akhirnya saya beranikan untuk menciumnya, bu Mirna mundurkan kepalanya berusaha menolak… tetapi setelah saya pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Mirna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka. Langsung saya cium bibirnya perlahan…dan lama kelamaan ibu Mirna memberikan respon dengan membalas ciuman saya.
Tangan saya langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan saya pegang teteknya..sambil sedikit meremas…. “ah..ah jangan dik” tapi tangan bu Mirna malah menekankan tangan saya ke teteknya. Ciuman saya terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Mirna semakin mendesah?
“ah…uh…ah terus dik, enak?” kata bu Mirna. Saya semakin bernafsu…sehingga kancing baju bu Mirna langsung saya lepas? “jangan dik…ntar keterusan?” kata bu Mirna. “Oh bu…saya udah gak bisa nahan bu, tolonglah? kita sama-sama butuhkan bu?” kata saya.
Akhirnya bu Mirna menyerah..membiarkan mulut saya menyedot putting susunya yang semakin menegang…… “ah…ah….ahhhh dik nikmat dik, terus dik?” desahnya. Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri….. “ahhhhh…uhhh…..ahhhhh dik udah dik? ibu nggak tahan”.
Tapi tangan bu Mirna malah mengandeng tangan saya ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan…..tangan saya langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutup cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya. Tangan saya terus menggosok-gosok memek bu Mirna…….. “ah…ahhhh…ahhhh dik terus dik terus…enak banget?” desahnya dengan logat jawa yang kental.
Akhir dengan seijin bu Mirna…..cd itu saya pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Mirna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung saya gesek memek tersebut…sambil berusaha menemukan itilnya, tersedengar ibu Mirna semakin mendesah tidak karuan….. “dik ahhhh enaaaaak dik…enaaaaaakkkkk banget”.
Dan ciuman saya terus bergerak turun…..akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat saya semakin bernafsu, dan langsung saya jilat memek yang kemerah-merahan tersebut. “ahhh berhenti dik…jangannnnn?” kata bu Mirna setelah tahu saya telah menjilat memeknya…… saya berhenti dan bertanya, “kenapa harus berhenti bu?”.
“Jangan dijilat dik memek ibu….jijik dan jorok” kata bu Mirna. “Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” kata saya. “Ndak…?” kata bu Mirna. “Wah rugi bu?” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengah saya ke lubang memek. “Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna.
“Rasanya nggak kalah sama ng entot in memek ibu….dan juga bikin tambah nafsu” kata saya sambil langsung menjilat memek bu Mirna…..setelah menjilat bibir memek langsung lidah saya masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan…….lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan….
“ahhh…ahhhhhh dik…….uhhhhh….ahhhhh…nikmat banget dik? terus dik…terus..jilatin memek ibu….ya disitu dik…terus ….terus…..” Saat itil bu Mirna aku jilatin dan aku sedot……. “ahhhhh…ahhhhhh….uhhhh…..uuuuuhhhhh dik Irfaaannnnnn ibu mau keluar…ahhhhhhhhh dikkkkkkkkkkk ibu keluar….” kepala saya langsung ditekan kememek bu Mirna dengan keras…..dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Mirna. Ibu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya…….sambil berkata,
“benar dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…..” Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju…….sedangkan cd bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi,….ternyata anak bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.
Setelah anaknya masuk…..langsung bu Mirna ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya ? “Ibu belum puas ya…?” Goda saya. Ibu tersipu sambil berkata…….”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini……..apalagi memek ibu pengin di entot pakai ****** dik Amar biar sama2 bisa puas…kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna.
“Iya sih bu….nanggung rasanya kontolku ini? tapi udahlah bu…karena malam ini saya harus ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat ibu…..” sambil tangan saya meremas buah dadanya. “Ahhhh..dik Amar, tapi rasanya tidak adil kalo Cuma ibu yang mendapat kepuasan…..kalo gitu ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik?” kata bu Mirna.
“Boleh…boleh bu? tapi benar ya bu….iya besok jam 10 pagi” kata bu Mirna sambil tersenyum. Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Mirna menepati janji datang, langsung saya peluk dan saya cium….. “ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna.
Saya nggak peduli…langsung saya lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Mirna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Mirna ke ranjang dang langsung saya emut dan saya remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut?
“aaaaaaahhhhhhhh dik……..dilepas dong bajunya” kata bu Mirna sambil tanggannya melepas baju yang saya kenakan, sekarang kami sama2 telanjang. Kembali saya cium bibir bu Mirna…terus turun kesemua lekuk tubuhnya..
“ahhhhh….uhhhhh…hisap tetek ibu ……hisap?” mulutku langsung pindah ke susu bu Mirna….sambil tangan menggesek-gesek memek yang terasa kenyal dan hangat, “ahhhhh…..uhhhhhh…..dik……nikmat ……dik…..ib….uuu sudah lama nggak merasakan ng entot…terus…..teruuuuuusssss dik?”.

Ciuman saya terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang…..langsung saya jilat….dan saya sedot itil bu Mirna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Mirna pun tanpa diminta langsung menngemut ****** saya….. “uhhhhh nikmat sekali buuuuu?” ****** saya terus diemut keluar masuk mulut bu Mirna sambil dipijat…..
“uhhhhh….ahhhhhhh….enak sekali buuuuu”, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memek bu Mirna……sambil tangan saya sedikit menusuk-nusuk anusnya. “aduhhhhhh dik….apalagi ini……enaaaaaak banget dik….. ahhhhhhhh……. ahhhhhhhhhh”, tiba2 ibu Mirna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis.
Aku biarkan bu Mirna istirahat sejenak…sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang……setelah beberapa saat, mulai saya hujami tubuh bu Mirna dengan ciuman sehingga ibu Mirna kembali memberikan reaksi yang lebih panas……..
“ahhhhhh….uuuhhhhhhh….dik, ayo dik entot in memek ibu…..ibu sudah kangen di entot…..ahhhhhhhhh”, sayapun memutar tubuh bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang penisku secara perlahan…karena terdengar ibu Mirna menjerit seraya berkata
“perlahan dik….. memek ibu sudah lama gak di entot……” perlahan aku masuk dan keluarkan kontol….hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna ……dan reaksi bu Mirna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar…kontol saya terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya…..
“ahhhhhh….uuuuuuuhhhhhhhh…buuuuu…ueenna aaak sekali memek ibu?” Dan saya pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah ****** dan sekali tussukan ****** hingga amblas ke memek bu Mirna…… sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras…..
“ahhhhhhh dik…memek ibu enak banget…..uhhhhhh ****** adik enaakk banget……uhhhh..ahhhhhh.uuuuuuuuu..ahhhhhh” “Terus dik…memek ibu udah nggak kuat…….dik…..dik …dik Amar……ibu kekkeeluaaaarrrrrr…..ahhhhhhhhhh”, desahan bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.
Setelah istirahat sejenak…bu Mirna langsung mengurut penis dan mengemutnya dengan lincah sekali. “ahhhhh bu……uuuhhhhhh nikmat sekali bu?” desah saya. kemudian bu Mirna berhenti sambil berkata “dik Amar sesuai janji ibu semalem….maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi ****** dik Amar?”.
Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas…setelah mengurut kontolku beberapa saat….bu Mirna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya……..terasa sekali perbedaan dengan entot an yang pertama tadi, kali ini memek bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat. “oooooohhhhhh……ahhhhhh……uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu……..ohhhhhh ****** saya ibu apain…..uuhhhhhh nikmat banget bu?”.
Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya…… “ahhhhhhh…….uuuuuuhhhhhh dik…memek ibu juga nikmat sekali…….”, pantat bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehinggga membuat kontolku terasa sangat nikmat…..melebihi yang aku rasakan dengan istri.
“ooooooohhhhhhhh…..uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu………”, nggak percuma aku menginginkan entot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman…seperti bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati.

“Ahhhhhhhh…..uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan” “sebentar dik Amar, bareng sama ibu…”, kata bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah…. “ahhhhh…..dikkkk ..uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali….ahhhhhh dik ibu juga mau keluar……..”.
“ya bu aku juga…….ahhhhhhhhh………”, Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi memeknya. “terus goyang…bu ….terus ….nikmat buuuuuuuu…ahhhhhhhhhhhhh”, aku menyemprotkan pejuhku kedalam memek bu Mirna secara kuat, akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.
Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin karena bu Mirna belum puas di entot, itulah pengalaman saya yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini saya sudah tidak bekerja di tempat yang lama.

Tetanggaku Fantasi Seks ku


Ini adalah pengalaman saya dengan Bu Edi, tetangga saya. Waktu itu kira-kira jam 9 pagi saya berniat mau kerumahnya untuk membayar listrik karena memang dibantu oleh beliau dengan menyalur listrik di rumahnya krn kebetulan belum pasang listrik sendiri…
Trus sesampai dirumahnya ternyata sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah. Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku ketuk pintu rumah bu Edi… “Pagi bu” sapaku “Eh, mas leo…,masuk..”

Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Bu Edi pagi itu begitu seksi dengan menggunakan daster tanpa lengan yang serba tipis dan mini sehingga terlihat tubuh bu edi yang montok..”Wah kalo kayak gini bisa kacau ni otak…” kataku dalam hati “Ini bu, saya mau bayar listrik untuk bulan ini dan bulan depan.
Saya dobel aja, kebetulan ada rejeki…” aku memulai pembicaraan. “Oalah….kenapa kok pake didobel segala sih mas?? Gak apa2 kok bayar satu aja dulu, khan tanggalnya jg msh muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa dipakai dulu…” katanya. “Ah gak apa2 kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bln depan saya jd bingung bayarnya….” Jawabku.
“Mas leo ini bisa aja..masalah itu mah gampang mas bisa diatur…lagian tetangga dekat aja kok. Santai aja lah” serunya ramah. “Iya bu gak apa kok…dibayar dobel aja.” Kataku lagi. “Kalo gitu tunggu ya,,ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas apa dingin??” tanyanya lagi. “Ah gak usah repot2 bu….bentar lagi juga pulang kok..” seruku.

“Udah gak apa2…kopi ya?? Biar gak buru2 pulang…” katanya lagi. “Boleh deh bu, terima kasih…..” jawabku sambil tersenyum. Ibu Edi pun langsung masuk kedapur, Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk memastikannya tidak kurang. Ibu Edi keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi.
“Silakan diminum mas…” “Terima kasih bu..” Jawabku. Bu Edi duduk disampingku sambil membuka2 lembaran buku catatan pembayaran listrik bulan lalu. Aku mencium aroma wangi sekali, ditambah pemandangan indah krn daster bu edi agak rendah sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih dan padat berisi.
Nampaknya bu edi baru selesai mandi. Aku merasakan ****** aku mulai membesar melihat pemandangan yahud ini… “Nah ini mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin, delapan puluh lima ribu. Jadi dibayar dobel kah?” Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana.
“Eh….oh…iya bu, jadi bayar dobel. Berarti totalnya berapa bu??” Jawabku sekenanya. “Berarti ya seratus tujuh puluh ribu…” kata bu edi sambil senyum. “Oh…eh….ii….iya bu saya bayar semua. Ini a…ada dua ratus ribu saya titipkan semua aja..” kataku gugup.

 Bagaimana tidak. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose bu edi sangat menantang, dengan belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga.. “Lho kok kaget?? Kenapa?? Dibayar satu dulu aja gak apa2 kok mas” katanya. “eh…anu….nggak kok bu.
Beneran saya ada kok. Saya bayar semua aja..” kataku sambil melirik belahan dada bu edi yg begitu menantang.. Nampaknya bu edi mengetahui aku menyelidiki dadanya yg sekal itu..Namun bu edi hanya tersenyum tanpa berusaha menutupinya. “Ya udah kalo gitu gak apa2 deh. Emang mas leo liatin apa sih koq kayaknya jadi gak konsentrasi gitu??”
“Oh…eh…nggak kok bu.., anu….” aduh aku mulai bingung, sementara bu edi tersenyum memandang ku. “Kopinya diminum gih mas,, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum. “Masalah duitnya ntar aja deh, keliatannya mas leo lagi bingung gitu…” katanya sambil tersenyum nakal. Tiba2 bu edi menyentuh pahaku, “dari tadi ngliatin ini aja kenapa mas??” Tanya bu edi sambil menunjuk dadanya.
“Oh….eh….anu…itu….gak sengaja bu…” jawabku makin gugup “Gak sengaja apa gak sengaja?? Koq diliatin terus sampai gak berkedip gitu..?” katanya sambil semakin mendekat ke aku. “Suka ya???” Tanyanya lagi “Mau??” aku semakin tidak bisa menjawab. Tapi kontolku semakin tegang krn bu edi mengelus-elus pahaku.


“Eh..m..m…maksud ibu??” Srup bibirnya bu edi langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas ****** ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo saat ini aku bermesraan dengan bu edi, yang selalu jadi fantasi sex ku. Birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas payudara bu edi yang tadinya hanya aku liatin saja.
Kami saling melumat dan tangan bu edi terus meremas-remas kontolku. Tanganku pun mulai menelusup dari sela-sela daster bu edi dan masuk ke dalam BHnya. Aku mainkan dan aku pilin-pilin puting susu bu edi yang mulai mengeras.
“Terus mas leo…ssshhs, enak banget..” dan tangan bu edi mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat. “Mas…kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..” Dan kemudan mencium bibirku.
Bu edi langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh bu edi kini tinggal berbalut BH dan cd saja. Kemudian sambil menatapku nakal bu edi mulai membuka bh dan cd nya. Kini bu edi telah telanjang bulat dihadapanku…
“Wow bener2 seksi nih….” Gumamku sambil memelototi tubuh bu edi satu per satu dari atas sampai bawah. Tubuh bu edi memang sangat mulus, kulitnya putih, payudara nya begitu menantang dengan puting kemerahan yg mengacung. Apalagi memek bu edi, begitu indah dengan klitoris yg menonjol, serta tidak ada satu helaipun bulu jembutnya..nampak sehabis dicukur.
“Kok malah bengong mas leo….sini dong” Bu Edi duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan bu edi melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku. “Waaahhh….. mas…ini besar banget, apa begini ya kalo orang arab?” Kebetulan memang aku keturunan arab….
”lebih besar dari punya suamiku nih….wah muat gak ya??” kata bu edi sambil mengelus-elus ****** ku, sesekali dijilati ujung hingga buah pelirku jg tak lepas dari jilatan bu edi. Aku hanya terpejam menikmati servis dari bu edi ini. Bu edi kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati.
Ouh..bu enak banget bu, terus bu. Kemudian bu edi berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapan istriku…. “ahh….Terus bu”, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut bu edi sehingga mulut bu edi terlihat penuh.
Sesekali bu edi menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh rasanya benar-benar nikmat. Sekitar 10 menit bu edi mengoralku, sebelum akhirnya menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium bibirku.

Ternyata bu edi sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara bu edi sambil aku jilat lehernya.
Payudara nya jg tak luput dari jilatan dan remasanku sampai aku mulai mengulum putingnya. Bu edi hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah mendapat perlakuan ini dariku. Sesekali aku gigit2 kecil putingnya dan bu edi melenguh nikmat karenanya….
Perlahan aku baringkan bu edi sambil terus melumati payudara nya. Ciumanku turun ke perutnya..”Bener2 putih dan perfect tubuh ini” batinku. “Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas leo pinter…..eeehmm..” bu edi mengeliat.
Aku pun menjulurkan lidahku ke memeknya, asin, ternyata cairannya bu edi banyak banget keluar. Memek yang kemerahan itu bener-bener basah oleh ludahku yg bercampur lendirnya.. Aku pun mengangkangkan kakinya agar bisa menjilat lebih dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan sesekali kugigit pelan-pelan.
Ouch…nikmat banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…” Aku pun menjilatnya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam memeknya dan bu indah pun menggelinjang keenakan…. Ouch..mas….ahhhhhh….terusin mas…aku gak pernah senikmat ini……jari kamu enak banget ahhh pinter mas…..shhhh…”
Tak lama kemudian bu edi menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mepercepat permainan fucking finger ku di memeknya.. “Shhhhh…,uhhhhffff…aku mau keluar mas..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……” Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret..cret..” Cairan bu edi menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih.
Bu edi keliatan lemas….aku pun kembali berjongkok di atas kepala bu edi dan kembali ku sodorkan kontolku.. Bu edi pun menghisap dengan kuat kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut bu edi. Sementara memek bu edi kembali basah dan aku terus mengelus elusnya.


Aku pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama berbaring.. Kulumat bibir bu edi yang sensual dan menggemaskan, sambil tanganku memainkan klitorisnya.. “Shh..uhf.. nikmat banget mas…aaahh….masukin sekarang mas….auuhhhh..cepet mas aku udah ga tahan nih..gatel banget rasanya.”
Bu edi pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh payudara nya… Kini bibir memek bu edi muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina bu edi dan mulai menggesek-gesekannya.. ”sssshhhh….aaahh…uuuhhh ayo maas masukin dong…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk ke dalam vagina bu edi yang sudah basah.
“Ouhhhh….pelan-pelan mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata memek bu edi masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus memek bu edi…semakin lama semakin cepat.. “Ouh..terus mas…..iih…ahhh….sshhhh…”.
Kemudian aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku diamkan…..aku ciumin payudara bu edi…lalu aku kulum putingnya…Dan secara tiba2 aku goyang lagi dengan gerakan menekan dan memutar.
“Shhhhhh…..ahhhhhh,,,masss pinter banget kamu…a.oooohhh…..enak mas….” Bu edi meracau tak karuan. Kemudian tubuh bu edi mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali..
“Ouh..aku keluar lagi mas…..enak mas…..enak banget,” Aku pun membalikkan badan bu edi dan ternyata bu edi langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukan kontolku kedalam memek bu edi..
“Ouhh…..mas….kamu kuat banget….ahhhhhh…..leo…..terus sayang…..nikmat banget “ Aku terus memompa memek bu edi sambil meremas-remas payudara bu edi yang bergelantungan.. ”Ouh..ahh..terus mas….,aku gak tahan lagi mas….ahhhhh….. “ rintih bu edi.

Aku pun merasa ada yang mau keluar dari kontolku,,,,aku semakin mempercepat kocokanku di memek bu edi. “huffft….aahhh….oh….sayang….aku mau keluar nih…” seruku. Aku tak peduli lagi dengan beda usia kami. Aku panggil bu edi dengan sayang. “ahhhh….uuhhh….iya sayang gak apa-apa terusin aja….shhhshhhh…” teriaknya.
Rupanya tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan cret…cret…..cret…. “ahhhh….. sayang….. uuuhhhh” teriakku mengiringi semprotan spermaku ke memek bu edi.
“Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……” rintih bu edi. Aku merasa ada rasa hangat di sekujur kontolku…nampaknya bu edi orgasme lagi.. “aahh….” Kami berdua rebahan di kasur…bu edi tersenyum puas…lalu aku kecup bibirnya….. “makasih mas……enak bgt…..” ujar bu edi.
“Iya sayang….aku juga merasa enak bgt….puaaaassss sama km….” seruku sambil lalu mengulum bibirnya lagi. Tanganku mulai meraba payudara nya lagi. “mas….aahhhh udah dulu mas…..capek….ssshhh..” “Iya sayang,,,,aku cm gemes aja sama ini …” jawabku sambil mencubit payudara nya.. Kami pun berpakaian lagi. Ketika hendak pamit, bu edi melumat bibirku dan meremas kontolku….
“Uangnya dibawa aja dulu ya…..bln depan aja bayarnya…..” kata bu edi di sela2 ciuman kami. “Aku balas meremas payudara nya lalu aku kulum lagi bibirnya. “kalo bulan depan kelamaan….ini gak betah “ kataku sambil menunjuk kontolku. “Iya gampang….ntar aku sms kalo rumah lagi sepi….ok sayang…..”jawabnya..
“Dengan senang hati” jawabku dan aku kulum bibirnya lagi sambil aku mainkan puting payudara nya…. Aku pun pamitan pulang. Sejak itu kami jadi sering ML kalo rumah bu edi lagi sepi. Bahkan pernah juga di hotel kalo bener2 gak tahan tapi di rumah lagi ada anak-anaknya.
Dan aku juga sering dibebaskan bayar listrik karena bu edi puas dengan pelayanan yang aku berikan, dan aku bisa puas memainkan payudara nya

Tante Nadia

 Sungguh sial sekali aku hari itu, aku terjatuh dari motor karena tersrempet seseorang yang tak bertanggung jawab dan langsung meninggalkanku begitu saja. aku pun sejenak terkapar dipinggir jalan karena jalanan saat itu sedang sepi sekali. Aku pun berusaha bangkit dan menepi didepan sebuah ruah besar dengan tertatih-tatih. Setelah aku sampai ditepi jalan aku duduk sambil menyenderkan badanku dipagar rumah besar itu, sambil terus menahan sakit di kaki dan tanganku

Setelah sekitar 15 menit aku menahan sakit tanpa ada yang menolongku, akhirnya ada sebuah mobil yang berhenti. Turunlah seorang wanita setengah baya kira-kira umurnya 37 tahunan dengan pakaian warna merah yang sangat seksi dengan kemudian mengahampiriku. Ditanyalah aku sama tante-tante itu, kenapa aku disitu dan aku pun menjelaskan kronologinya sambil terus melihat pupu mulus tante-tante itu. Karena saat itu tante menggunakan rok yang minim sehingga aku bisa melihatnya dengan jelas.
Setelah aku selesai menjelaskan kronologi kejadian yang aku alami, akhirnya tante itu mau menolongku dan mengajakku kedalam, namun sebelumnya tante memasukkan mobilnya kedalam rumah besar yang tadi aku buat sandaran. Tak lama akhirnya tante itu kembali dan membatu membopohku masuk kedalam rumahnya. “Adik duduk aja di sini, biar Tante ambilin obat ya…” kata cewek itu dan segera masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar 36, meskipun umurnya ya… cukup tua sih. Tapi cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar dan pantat yang besar sekali karena pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus.
Aku sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubang kenikmatannya. Setelah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya, “Ven.. Ven…ambilin minum tuh… buat Masnya!” ternyata dia punya anak perempuan yang namanya Venti, umurnya sekitar 18 tahunan. Setelah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku.
“Wah… ini lukanya parah sekali Dik…” sambil membuka tutup obat merah.
“Ah.. nggak kok Bu… biasa aja kok,” kataku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.
“Nama Adik siapa?” tanya Tante itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.
“Derri Tante, aduh pedih sekali… pelan-pelan Tante…!”
“Maaf ya… Dik Derri, oh ya nama Tante Nadira,” katanya sambil meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tidak disengaja susu Nadira itu menyenggol sikuku.”Oh… maaf Tante… tidak sengaja,” tanyaku sambil melihat susu Nadira yang memTanteat penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“Lho… Dik Derri yang kena yang mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh…” katanya sambil memegang celanaku yang sobek itu.
“Ya… Tante itu di bagian paha atas dan di dada ini,” sambil memTanteka sedikit kaos yang kupakai.
“Yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Tante Nadira.
“Agak linu Tante… karena bagian paha sih…” kataku sambil mencari kesempatan melihat susu.
Pada waktu itu tepat dudukku tidak memungkinkan aku meluruskan kakiku.
“Ya… sudah ke kamar Tante dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Tante Nadira sambil membantuku berdiri dan berjalan.
“Ya… Tante… tapi…?” tanyaku ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Tante Nadira yang montok itu.
“Tapi apa, oh… kamu malu ya… nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Tante bantu!” sambil melingkarkan tangan kanan di pundak Tante Nadira aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Tante Nadira tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan kalau disengaja, terasa puting susu Tante Nadira yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan sampailah di tempat tidur Tante Nadira.
“Sudah Dik Derri, mana yang luka lagi?” sambil duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aku terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Tante Nadira.
“Di dada sini Tante,” kataku sambil memTanteka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.
“Ya… sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aku langsung Tanteka kaosku, dan sekarang aku telanjang dada.

“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sambil mendekat ke dadaku, dan otomatis aku melihat dengan jelas susu Tante Nadira tergelantung dan ditutupi oleh Bra yang tidak muat menampung besarnya susu Tante Nadira dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di atas paha mulus Tante Nadira. Dan pada waktu Tante Nadira meneteskan obat, aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu Tante Nadira dan rok mini Tante Nadira terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.
“Maaf ya.. Tante, Derri tidak sengaja kok,” pintaku sambil menurunkan tanganku ke paha Tante Nadira yang mulus dan putih itu.
“Ya.. tidak apa-apa kok,” sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.
 Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini disengaja atau tidak, tapi Tanteatku disengaja atau tidak tetap saja membuat penisku makin tegang. Lama-lama kok posisi Tante Nadira makin membungkuk dan sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aku tidak diam saja, aku berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus Tante Nadira itu, pelan dan pelan karena aku takut Tante Nadira marah karena ulahku ini.
Dengan nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan penis yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya celana dalam, dan sampailah aku di pangkal paha Tante Nadira itu dan menyentuh celana dalam Tante Nadira yang kelihatan memakai celana dalam warna hijau kembang dan kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek susu Tante Nadira (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu Tante Nadira diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka tapi nafas Tante Nadira tidak bisa disemTantenyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.
“Sudah nihhh… Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?” sambil melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu.”Itu Tante.. di paha atas,” jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka.”Wow… Ya ini harus dbuka Dik Derri, kalau tidak dTanteka dimana Tante bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Tante Nadira sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang sudah tegang dari tadi.
“Tante… bisa bantuin copot celanaku, aku tidak bisa copot sendiri Tante, kan tanganku luka,” alasanku agar Tante Nadira bisa lihat penisku dari dekat. Tiba-tiba Venti datang dengan membawa air putih.
“Mah ini airnya..”
“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, Tante mau obati Mas Derri dulu!”

Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan Sex ku. Setelah itu Tante Nadira mulai membuka resleting celanaku dan membuka bagian atas dan aku mengangkat sedikit pinggulku supaya Tante Nadira mudah melepas celanaku. Saat memTanteka celanaku, posisi Tante Nadira membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan penisku yang tegang, dan aku sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan tersembullah penisku dan mulut Tante Nadira… “Sorry Tante.. tak sengaja,” mulai saat itu penisku mulai tegang sekali karena cara Tante Nadira membuka celanaku sangat merangsang penisku.
Sambil sedikit menungging dan menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, Tante Nadira melepas celana jeans-ku “apa ini usaha Tante Nadira untuk merangsang nafsuku”, dan akhirnya aku sekarang tinggal pakai celana dalam. Dan mulailah Tante Nadira mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali Tante Nadira melihat penisku dan menggesek-gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat gelagat Tante Nadira ini yang memberi peluang padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas pantat mulus Tante Nadira dan aku nekat mengangkat rok mini Tante Nadira ke atas sehingga sekarang terlihat pantat Tante Nadira yang mulus itu dengan ditutupi celana dalam yang menyelepit di belahan pantat.
Aku mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik celana dalam Tante Nadira dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan vagina yang tertutup celana dalam itu, Tante Nadira mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas celana dalam Tante Nadira yang basah. Sekarang aku memberanikan diri untuk melihat secara langsung vagina Tante Nadira yang kelihatan sudah tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Akumulai menggeser celana dalam Tante Nadira ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina Tante Nadira yang sudah memerah itu. Lalu aku perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan vagina Tante Nadira dan dengan reaksi itu nafas Tante Nadira mulai tak beraturan, “Eeehhh… ahhh… ohhh hemmm..” dan sekarang aku memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan Tante Nadira dengan pasti dan kukocok dan terus kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan… “Ah.. oh yes te… rus… please… ah… ohe.. lebih dalam.. Deerr…
” Tante Nadira mulai memTanteang obat merah itu dan sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dengan kuat penisku.
Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai mengangkat salah satu kaki Tante Nadira ke sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat, dan vagina Tante Nadira tepat di depan mulutku. Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir vagina Tante Nadira dengan lidahku yang indah itu. “Oh.. ya… enak sekali hisapanmu Derr… Oh aughhh ahhh yes… terus!” dan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“Oh… ah… terus… Penis kamu tegang sekali Derri…”
“Ya.. Tante jilat… jilat dong..!”
Tanpa banyak kata Tante Nadira terus melumat habis penisku.
“Oh… ya… ya… terus yang keras lagi…!”
Tante Nadira memang lihai dalam hal oral, tidak satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan dari lidah birahi Tante Nadira. Telur penisku terlahap juga dengan mulut binalnya. Tante Nadira tidak puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung ramTantet, pada waktu itu juga Tante Nadira tidak kuat menahan nikmat yang dia rasakan, dan aku tahu kalau Tante Nadira mau orgasme yang pertama kalinya, aku mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan akhirnya… “Jo… ah ye.. yea.. aku tidak tahan Derr.. a.. ku.. ke.. luaaar…” dan “Serr… serrr..” terasa semprotan kuat dari vagina Tante Nadira kena jariku.
Cairan putih kental yang keluar dari vagina Tante Nadira kusedot habis sampai bersih cairan kenikmatan Tante Nadira terseTantet. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“Tante Nadira masih kuat? Apa cukup saja Tante?” tanyaku disamping memelintir puting susunya yangkuharapkan sex Tante Nadira kembali lagi dan terangsang.
“Ah.. kamu jantan sekali Derr! Aku tidak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Tante Nadira sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.
“Belum Tante! mau lagi atau…”
Belum aku berhenti ngomong Tante Nadira mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir tempat tidur dan Tante Nadira di atas tempat tidur dengan posisi nungging, dan aku tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting Tante Nadira itu.
“Aah… terus Tante…! lebih dalam Tante…! yes hemmm Aah… sessttt aahh…”
“Derr… masukin aja ya… aku pingin ngerasain penis kamu ini,”
Lalu aku memutarkan tubuh Tante Nadira dengan posisi nungging dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang Tante Nadira tapi aku tidak langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek dulu ke permukaan vagina Tante Nadira.

“Ah.. ya… masukkan Derr.. cepet aku tidak tahan nih… oh… ce… pet!”
Aku langsung memasukkan ke lubang Tante Nadira.
“Blesss… sleppp…”
“Ah… ye…” erang Tante Nadira menerima serangan batang kemaluanku.Aku mulai memajukan dan memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“Ah… ya.. penis kamu.. hebat Derr.. keras, te.. rus.. oh.. ssst… ah…”
Aku semakin terangsang dengan erangan Tante Nadira yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“Oh ya.. aughhh.. ssttt teruss.. jangan ber.. henti.. ah… ke.. rass.. Derri.. hebat…”
Dan akhirnya,
“Derr… lebih cepet…! aku mau ke.. luar.. aku.. tidak… oh.. ye.. tahan… la.. gi.. ah… oh shhh…”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya, “Serr.. serr…” terasa ujung penisku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang Tante Nadira tergulai lemas di hadapanku. Aku memperhatikan tubuh Tante Nadira yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang Tantelat tanpa sehelai benang pun.
Aku tetap mengocok sendiri penisku biar tetap tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini waktunya aku untuk mengakhiri permainan Sex ku.
“Tante… permisi, aku mau mengakhiri tugasku ini…”
Dengan mengangkat tubuh Tante Nadira ke pinggir tempat tidur, dan memTanteka lebar-lebar paha Tante Nadira sehingga terpampang vagina Tante Nadira yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.
“Ah.. kau nakal ya.. Derr.. aughhh hemmm.. terus Derr…”
Aku dengan semangat kukocok habis vagina Tante Nadira dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan…
“Tante… aku mau ke… luar.. ah.. ye… di.. mana.. ini… dalam atau di luar… oh ye!” sambil mempercepat kocokan jari dan penisku.
“Ya.. aku juga Derri… uh.. uh.. hemm… sstt.. kita.. barengan di dalam.. oh ye..”
Tante Nadira tidak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku keluar di dalam vagina Tante Nadira, “Crottt.. crottt…” sampai lima kali semprotan dan dibarengi dengan erangan dan getaran tubuh Tante Nadira, “Oh… yak.. yes… hemmm…” Lalu kucaTantet penisku dan kupukul-pukulkan di permukaan vagina Tante Nadira dengan reaksi Tante Nadira mengangkat tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan penisku.
“Tante Nadira hebat sekali deh, makasih ya Tante…”
“Kamu juga hebat banget Derri.. Tante sampai kualahan menghadapi Penis kamu yang tegap ini. Wah… Penis kamu ini harus dibersihkan dulu ya…”
Dia langsung mengarahkan penisku ke mulutnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“Wow… oh… ye.. teruus.. yesss… sseessttt ahh ya…”
Ini memTanteatku tegang lagi, dan Tante Nadira tak henti-hentinya mengocok dan mengulum penisku yang tegang sekali.
“Tante… stop.. augghhhh he… stooop aku.. tak.. tahan..”
Dan…
“Croot… croottt… Croot… croottt… Croot… croottt… Croot… croottt…”
Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di wajah Tante Nadira, dan aku tergeletak lemas di atas susu Tante Nadira.
“Nah.. sekarang kan Tante Nadira tidak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah…!”
“Makasih ya.. Derr… kamu hebat dalam permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”
Lalu aku tertidur sampai malam, dan sebelum aku pulang ke kostku, sempat Tante Nadira minta untuk oral sekali lagi

Cewek Hyper



Sitta Hallloooo” spa Herman yang menelpon
“Iya man gimana apa kabar” jawabku.
“Kabar aku baik Sit?? Jawan Herman
Aku sedang maen ditempat kost temanku, ya kalau ada waktu coba maen kesini, teman temanku mau kenalan sama kamu juga??
“Emang daerah mana “Tanyaku
“Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”

“Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
“Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi
“Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran
“Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”
“Siapa takut..”, jawabku sekenanya.
Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.
“Hallo Sitta, aku dah di depan nih..”, kataku
“Ok aku keluar ya, sabar..”
Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, woww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Sitta. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.
“Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
“Herman ya..”, kata dia.
“Iya”, kataku.
“Aku Melly temennya Sitta yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
“Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.
Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati.
Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Sitta dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Hanip dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.
Tiba-tiba Sitta membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok,
Dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Sitta dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly.
Ketika bajuku dilepaskan oleh Sitta tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.
Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Hanip dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Hanip dan Hanip pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.
Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Sitta menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Sitta sedangkan posisi Sitta digantikan oleh Melly,
Baca JUga Cerita Sex Lain nya di CeritasexTerbaru.Net
Wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Sitta dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu. Sitta setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya.. Bless..,
“Aah..”, desah Sitta.

Sementara Sitta sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.
“Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly.
“Ahh.. ohh.sst” desah Sitta yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Hanip.
“Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.
Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.
“Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Sitta menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
“Ahh.. Man aku keluar Man ah..” desah Sitta dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku.
Ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Hanip yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Hanip dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.
Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak,
“Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.
Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.
“Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.
Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..
“Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.
Sedangkan Hanip yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya
“Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah Hanip.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Hanip berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Hanip berteriak.
“Ahh.. pelan-pelan Man sakit”
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Hanip terbiasa karena aku melihat Hanip mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Hanip tenang maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Hanip
“Ahh Man sakit ah..” desah Hanip.
Dan perlahan-lahan Hanip mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk.
Terasa semppit sekali vagina Hanip dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada tetesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Hanip yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.
“Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Hanip.

Maka aku menarik Hanip kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Hanip tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.
Setelah 10 menit aku menggenjot Hanip akhirnya dia pun mengerang.
“Man aku keluar Man ohh.. Man..”
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Hanip karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Hanip sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Hanip berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengHanipn-Hanipn.
Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Hanip dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.
“Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.
“Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.
“Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ’empot ayam’.
Iklan Sponsor :
Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata,
“Man aku mau keluar Man.. Man ahh”
“Ntar Melll gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku. Akhirnya,
“Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
“Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.
Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku. Maka seketika itu juga aku langsung meracau,
“Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”
Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.
Terus dia menggoyangkan pinggulnya.
“Ahh.. esst enak Man ah..” Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku.
Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.
“Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..” Akhirnya,
“Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..” Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra
“Makasih ya Man, enak lho bener yang Sitta bilang” katanya.
“Emang Sitta bilang apa?” tanyaku penasaran.
“tongkol kamu enak, kamu bisa bikin cewek ketagihan nanti lagi ya” katanya.
Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.
Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Hanip ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KUMPULAN CERITA DEWASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger